Assalamu’alaikum
Wr Wb
Ini adalah
postingan pertamaku di semester 2. Yups setelah sekitar satu setengah bulan
tidak bertatap muka dengan dosen di kampus, kini tiba saatnya aku kembali harus
memperjuangkan cita-cita saya. Walau badan kebetulan tidak begitu fit, tak
lantas membuatku berputus asa. がんばってください!Ganbatte
Kudasai !
Sedikit
flashback tentang massa lalu, aku teringat dengan sebuah motivasi ibuku.
Tentang mimpi dan cinta yang selalu mendukungku. Tak banyak yang menyangka
begitu juga diriku, bisa duduk di perguruan tinggi seperti saat ini. Karena
mengapa? Karena aku bukanlah dari kalangan orang yang berada, hidup penuh
kesederhanaan bahkan terkadang kekurangan. Namun sekarang anda bisa lihat
sendiri, aku duduk sejajar dengan anda, sebagai MAHASISWA.
Semua
berawal sekitar belasan tahun yang lalu, ketika aku masih balita. Dengan kasih
sayang dan cinta yang tulus, ibuku menggendongku dengan penuh harapan dan
mimpi. Mimpi yang besar bagi sejarah hidup keluarga besar kami. Yakni mimpi
bahwa aku bisa mengecap bangku pendidikan di perguruan tinggi. Maklum keluarga
besar kami memang belum pernah ada satu pun yang menempuh pendidikan hingga
perguruan tinggi.
Banyak
memang orang sekitar yang meremehkan keluargaku. Terlebih keluargaku lagi-lagi
bukanlah orang terpandang di desa bahkan Rt. Ketika aku masuk SMA saja, banyak
komentar komentar miring yang muncul.
“Mbak Arifin masuk ke
sekolah SMA ya?, kenapa gak dimasukin ke SMK saja, biar lulus cepet kerja. Kalo
masuk ke SMA itu harus kuliah kalo cari kerja. Lagi pula sekarang biaya kuliah
mahal hlo mbak” (kata
seorang kepada ibu saya).
Ibu saya
tidak lantas minder dengan komentar itu. Justru semangat ibuku untuk
menguliahkanku semakin muncul. Terlebih aku
sering mendapat beasiswa di SMA, padahal SMA Negeri di daerahku SPP sudah
gratis. Tinggal menyisihkan uang untuk persiapan kuliahku kelak.
Komentar
miring nampaknya lagi-lagi muncul ketika musim pendaftaran SNMPTN dimulai.
“Mbak, Arifin jadi
ndaftarin ke perguruan tinggi? Lewat jalur apa? Kalo pinter sih bisa jalur
Undangan. Tapi kalau jalur undangan juga masih bayar cukup mahal sih mbak”
Hal yang
sama sekaligus menjadi cambuk mental keluargaku muncul tatkala aku gagal di
SNMPTN Undangan.
“Arifin
nggak lolos SNMPTN Undangan ya mbak? Itu si Fitri dan Nur lolos mbak. Mungkin
Arifin nilainya kurang bagus”
Walaupun
aku gagal SNMPTN Undangan, aku tetap mencoba keberuntungan di SNMPTN Tulis
jalur Bidik Misi. Apa komentar mereka semua?
“Arifin mau ikut Bidik
Misi SNMPTN Tulis mbak? Apa bisa mbak,, denger denger berita di TV yang UN nya
terbaik Nasional saja nggak lolos Bidik Misi hlo mbak”
Akhirnya
setelah sekian lama bersusah payah berjuang. Sore itu 7 Juli 2012 selepas pukul
19:00 aku melihat situs resmi SNMPTN. Aku dinyatakan lulus di Universitas
pilihan ke 2. Perasaan bahagia dan haru menyelimuti malam itu. Mimpi yang
dipupuk sekian lama kini telah terwujud. Semua anggapan remeh tentang keluarga
kami seolah terbungkam dengan sendiri. Kini saatnya pembuktian bahwa aku pantas
duduk diantara ribuan mahasiswa lain. Duduk mengecap pendidikan di perguruan
tinggi negri, duduk di UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN tercinta.
Disini aku
akan terus berjuang, berjuang merangkai mimpi-mimpiku yang baru. Mimpi-mimpi
yang dulu terkesan mustahil bagi sebagian orang, namun tidak bagiku.
Jum’at, 1
Maret 2013 selesai pukul 00:00 di dekat mimbar Imam masjid Fatimatuzzahra, kutulis
sekitar 80 mimpi untuk sementara dalam 3 lembar kertas.
Dan seiring jalannya waktu aku akan menuliskan kembali mimpi-mimpiku. Tertera di kesekian kertas di kesekian point bahwa aku melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Luar Negri.
Dan seiring jalannya waktu aku akan menuliskan kembali mimpi-mimpiku. Tertera di kesekian kertas di kesekian point bahwa aku melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Luar Negri.
Bagaimana
komentar anda?
Tak mengapa…
Anda boleh
tertawa…
Karena itu
adalah hak anda…
Namun
jangan sekali-kali anda…
membatasi
hak saya untuk bermimpi…
Toh dulu
saya bisa kuliah semua berawal dari mimpi.
Dan
sekarang aku ingin mewujudkan mimpi-mimpiku yang baru.
Aku yakin,
kelak aku akan mendapatkan mimpiku.
Aku akan
terus berjuang hingga Allah meridhoi mimpiku.
Aku akan
terus maju demi Ibuku.
Ibuku yang
selalu mendukungku.
Hingga
suatu saat kelak aku akan berteriak,
IBU..
AKU TELAH SUKSES…
DAN KESUKSESANKU...
UNTUKMU…
WAHAI...
IBUKU…
Arifin Budi Purnomo
05-03-2013
Arifin Budi Purnomo
05-03-2013
good job brother
BalasHapusnurkholis hehehe
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya :)
BalasHapusOK
Sip teman :)
mantap menginspirasi, selamat, dan semoga berkah
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya sobat :)
BalasHapusAamiin
Semogacita-citamutercapai Amin
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan dan do'anya sobat :)
BalasHapusAamiin
Terima Kasih.., Sangat Bermanfaat Sekali. Oya, saya punya banyak sekali koleksi Emban Perak | Emban Alpaka | Emban Cincin | Emban Akik | Emban Titanium | Batu Combong | Cincin Perak | Cincin Akik | Gagang Cincin | Terima Kasih atas Kunjungannya. Salam Persaudaraan dari saya.
BalasHapus